Menjadi guru di kepulauan terpencil yang berada di Kabupaten
Sumenep mungkin sebelumnya tak pernah terbersit di hati beberapa orang. Namun
apa daya, ketika surat tugas dari "sang penguasa" daerah telah
menempatkan mereka di pulau2 terpencil yang tersebar luas di Kabupaten Sumenep.
Salah satunya adalah Kepulauan Sapeken.
Secara gegografis, Kepulauan Sapeken memiliki budaya yang
cenderung dekat dengan budaya Sulawesi. Hal ini dibuktikan dengan digunakannya
Bahasa Bajo,Mandar dan sebagian Bugis sebagai bahasa pengantar keseharian
masyarakat. Banyak masyarakat Madura yang tidak mengetahui bahwa disekitar
mereka juga berkembang budaya lain.
Jarak tempuh menuju pulau ini pun tidaklah sebentar. Total
perjalanan yang dapat ditempuh uintuk menuju Pulau Sapeken dari pelabuhan
Kalianget adalah 20 jam. Kapal perintis yang melayani pelayaran kepulau ini 13
hari sekali. Kemudian mereka tersebar lagi untuk menunaikan tugas di
pulau-pulau kecil lainnya yang berada di Kecamatan Sapeken dengan menggunakan
alat transportasi perahu motor.
Namun semua ini tidak menyurutkan semangat "sang
pendidik" yang mayoritas berasal dari daerah kota yang lazim disebut
sebagai daerah "darat" oleh warga kepulauan. Meski harus berkorban
jauh terpisah dari keluarga dan sanak saudara, mereka tetap ikhlas menjalankan
tugas mereka.
Berbagai tekanan publik yang ditujukan pada mereka tidak
memadamkan semangat dihati mereka untuk turut membantu mencerdaskan anak
bangsa. Minimnya perhatian dari pemerintah pusat dan daerah tidak pula
menyurutkan semangat mereka untuk berjuang demi anak bangsa. Yang ada dibenak
mereka hanyalah ikhlas, tabah dan setia pada NKRI...Selamat berjuang
kawan....!!
No comments:
Post a Comment