Saturday, September 11, 2010

SENI MUSIK TONG-TONG SUMENEP

Tong-tong atau kentongan sbenarnya merupakan alat musik yang universal bagi masyarakat Indonesia. Namun keberadaan alat musik tersebut sangatlah variatif,disesuaikan dengan kultur masyarakat itu sendiri. seperti halnya masyarakat Sumenep, yang memiliki tradisi seni pertunjukkan musik kentongan yang lebih lazim disebut "tong-tong" atau musik "ol-gaol".

Sebenarnya kesenian ini muncul di wilayah Madura secara umum, namun ada yang menarik bagi kesenian musik tradisional ini di Sumenep. Pada mulanya,kesenian ini lazim kita saksikan hanya pada saat Bulan Suci Ramadhan, sebagai musik penggugah sahur masyarakat (musik patrol). Namun dalam perkembangannya, alat musik tong-tong mengalami akulturasi dengan alat musik laennya sehingga bisa di tampilkan pada saat moment yang lebih luas,tidak hanya pada saat menjelang sahur..




(dok.pribadi)

Seni pertunjukan musik tong-tong ditampilkan oleh sekitar 25-30 pemain musik. Alat musik lain yang digunakan juga cukup beragam,diantaranya rebana,kenong,gong,gendang,dan kentongan dari berbagai ukuran. Para pemain musik,melakukan pertunjukan dengan cara berkeliling menggunakan "kereta" yang dibuat dengan berbagai corak ragam warna dan bentuk. Hail ini disesuaikan dengan ide kreatif dari kelompok musik tersebut.

(dok.pribadi)

Dalam setiap penampilan,para pemain yang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa menggunakan seragam yang menarik. Seragam ini menjadi identitas kelompok musik yang mereka miliki. Pertunjukan seni musik tong-tong biasa dipertunjukkan pada saat ada upacara pernikahan, peringatan hari jadi Kab.Sumenep,dan
pada saat bulan Ramadhan.

 (dok.pribadi)

Semoga saja tradisi-tradisi yang sarat dengan nilai-nilai sosial dan budaya ini mampu dipertahankan oleh generasi muda pada masa sekarang. Karena seperti yang kita ketahui bersama,tantangan perubahan sosial-budaya yang dihadapi masyarakat dimasa mendatang akan lebih kencang akibat arus globalisasi yang tak bisa kita hindarkan. Penulis juga berharap pemerintah memiliki kepedulian yang serius terhadap perkembangan kebudayaan masyarakat sehingga kita tidak lagi mengalami fenomena pengakuan budaya Indonesia oleh bangsa lain.